Selasa, 13 Juni 2017

LAPORAN PRAKTIKUM VARIASI GENETIKA TANAMAN



                                                                Kamis,27  April 2017
VARIASI GENETIKA TANAMAN


I.                    TUJUAN
1. Mengetahui variasi genetik (dalam hal ini variasi morfologi tanaman).
2. Mendokumentasikan variasi genetik tanaman/plasma nutfah tersebut.     
3. Memperkirakan apakah terjadi erosi genetik pada plasma nutfah tanaman tersebut.

II.                 DASAR TEORI

Variasi genetik tanaman merupakan modal dasar ( bahan mentah ) dalam perakitan tanaman melalui pemuliaan tanaman. Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh factor lingkungan seperti intensitas cahaya, kelembaban, pH tanah, dll. Keadaan factor-faktor lingkungannya sama dengan pohon yang pertama, sekalipun demikian hasil panennya berbeda. Pengetahuan yang memadai tentang komposisi lingkungan akan menentukan genotif yang sesuai untuk kondisis tertentu. Keanekaragaman individu memunculkan variasi. Dan sifat individu ditentukan oleh gen. factor genotif yang berinteraksi dengan factor lingkungan memunculkan sifat yang tampak atau fenotif.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar.. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Lingkungan atau faktor eksternal seperti makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi antara genotip dengan lingkungannya. Baik hewan maupun tumbuhan juga mempunyai variasi yang tampak antara lain dalam bentuk, ukuran tubuh, warna dan ciri khan lainnya.
                                                                                 
ü  Menurut tolok ukurnya variasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Variasi yang bersifat kuantitatif, yaitu variasi yang dapat dilihat bentuknya secara deret matematis (kontinum) dan ditentukan oleh banyak gen (poligeni). Contohnya : tinggi, berat, dan jumlah. Variasi yang bersifat kualitatif, yaitu variasi yang sifatnya diskontinum (tidak bersambung menurut deret matematis) dan ditentukan oleh satu gen (monogeni). Contohnya : warna kulit, golongan darah, dan sebagainya.
ü  Variasi juga dapat dibedakan berdasarkan penyebab timbulnya variasi yaitu :
  1. Variasi genetic adalah variasi yang dihasilkan oleh factor keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun-temurun dari satu sel ke sel yang lain.
  2. Variasi non genetic (variasi lingkungan) adalah variasi yang ditentukan oleh factor lingkungan yang ada di sekitarnya dan tidak diwariskan ke keturunannya

Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem. Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu :

  • Keanekaragaman gen : Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen) yang berasal dari kedua induknya Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis.
  • Keanekaragaman jenis (spesies)
Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.
                                                 
  • Keanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir.


III.               ALAT DAN BAHAN
  1. Alat :
  • Alat tulis
  • Buku atau kertas

  1. Bahan :
  • Kacang tanah
  • Kacang panjang
  • Buncis
  • Kedelai putih
  • Kedelai hitam
  • Kacang hijau
  • Kacang merah









IV.              CARA KERJA

1. Memilih satu jenis tanaman ( Jenis tanaman kelompok kami adalah kacang – kacangan ).
2. Mengumpulkan semua informasi yang diketahui mengenai keanekaragaman tanaman  tersebut. Mencari varietas/keragaman yang ada. Kemudian melakukan pengamatan terhdap variasi yang ada.
3. Melakukan wawancara dengan penjualdi pasar  mengenai nama lokal,status keberadaan,apakah masih banyak tersedia atau masih banyak dibudidayakan,apakah tipe tertentu sudah jarang ada,terjadi erosi genetik. Mengapa hal itu terjadi.
4. Melakukan pengamatan atau observasi,wawancara dan studi pustaka.
























V.                 HASIL PENGAMATAN

NAMA JENIS
BULIR
WARNA KULIT
BIJI
DAGING BUAH
Kacang tanah
Kering
Cokelat
Beragam (2,3,4) , sedang
Dapat di pisahkan
Kacang panjang
Lembab
Hijau
Banyak , kecil
Dapat di pisahkan
Buncis
Berair
Hijau
Banyak , kecil
Tidak dapat di pisahkan
Kapri
Lembab
Hijau
Banyak , sedang
Dapat di pisahkan
Kacang kedelai ( putih )
Kering
Putih
Beragam ( 4 , 5 , 6 ) , kecil
Dapat di pisahkan
Kacang kedelai ( hitam )
Kering
Hitam
Banyak , sedang
Dapat di pisahkan
Kacang hijau
Kering
Hijau
Banyak , besar
Dapat di pisahkan
Kacang merah
Lembab
Merah
Banyak , besar
Dapat di pisahkan



VI.              PEMBAHASAN

Pada praktikum variasi genetika tanaman kelompok kami memilih tanaman jenis kacang – kacangan. Kelompok kami mengamati berbagai jenis kacang – kacangan yang kami jumpai di pasar wage seperti : kacang tanah , kacang panjang , buncis , kacang kapri , kacang kedelai putih , kacang kedelai hitam , kacang merah dan kacang hijau . Dari ke-7 jenis kacang – kacangan yang kami amati terdapat berbagai macam ciri yang berbeda dari masing – masing jenis  , kami memfokuskan untuk mengamati pada bulir , warna kulit , biji dan daging buahnya .
              Pengamatan yang pertama yaitu kacang tanah , memiliki bulir kering , warna kulit cokelat , bijinya beragam ( 2, 3 , 4 ) dan berukuran sedang , kemudian daging buahnya dapat dipisahkan dari kulitnya . Yang kedua yaitu kacang panjang , memiliki bulir lembab , warna kulitnya hijau , memiliki biji yang banyak berukuran kecil , dan daging buahnya dapat di pisahkan . Yang ke tiga yaitu buncis , memiliki bulir berair , warna kulitnya hijau , memiliki biji banyak berukuran sedang , dan daging buahnya tidak dapat dipisahkan namun hal ini dapat juga sesuai dengan umur buncis tersebut. Yang ke-empat yaitu kacang kapri memiliki bulir lembab , warna kulitnya hijau , memiliki biji beragam ( 4 , 5 , 6 ) dan berukuran kecil , serta daging buahnya dapat dipisahkan . Yang kelima yaitu kacang kedelai putih dan hitam , kedua jenis kacang – kacangan ini memiliki warna kulit yang berbeda yaitu putih dan hitam namun memiliki kesamaan pada bulirnya kering , bijinya banyak dan berukuran sedang dan daging buahnya dapat dipisahkan. Kemudian kacang hijau bulirnya kering , warna kulitnya hijau , memiliki biji banyak berukuran sedang dan daging buahnya dapat di pisahkan . yang terakhir yaitu kacang merah , memiliki bulir lembab , kulitnya berwarna merah , memiliki biji banyak dan berukuran besar , serta daging buahnya dapat di pisahkan .
Dari hasil pengamatan yang telah di lakukan dapat diperoleh bahwa setiap jenis kacang – kacangan memiliki ciri tersendiri dengan variasi yang berbeda . Hal tersebut disebabkan setiap jenis individu memiliki gen yang berbeda  . Setiap pencirian tanaman juga bisa ditentukan dari keturunannya baik dimana tanaman itu tumbuh dan hidup . Untuk yang sekarang menjadi permaslahan yaitu terjadinya erosi gen, erosi gen itu sendiri akan menyebabkan hilangnya keanekaragaman genetik pada tumbuhan . Hal tersebut dapat disebabkan karena faktor alami dan juga faktor dari manusia. Adanya rekayasa genetika dan penggantian varietas tanaman lokal dapat berpengaruh menjadikan tanaman tidak berkembang secara alami dan juga dapat menyebabkan gen dari spesies mengalami penurunan atau bahkan hilang. . Pencegahan yang dilakukan agar tidak terjadi erosi genetik adalah dengan mempertahankan habitat alami .


VII.            KESIMPULAN
Ø  Variasi genetik tanaman merupakan modal dasar ( bahan mentah ) dalam perakitan tanaman melalui pemuliaan tanaman.
Ø  Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem.
Ø  Pada praktikum ini  kelompok kami melakukan pengamatan terhadap kacang – kacangan yang kami amati terdapat berbagai macam ciri yang berbeda dari masing – masing jenis  , kami memfokuskan untuk mengamati pada bulir , warna kulit , biji dan daging buahnya.
Ø  Dari hasil pengamatan yang telah di lakukan dapat diperoleh bahwa setiap jenis kacang – kacangan memiliki ciri tersendiri dengan variasi yang berbeda .
Ø  Untuk yang sekarang menjadi permaslahan yaitu terjadinya erosi gen, erosi gen itu sendiri akan menyebabkan hilangnya keanekaragaman genetik pada tumbuhan .
Ø  Adanya rekayasa genetika dan penggantian varietas tanaman lokal dapat berpengaruh menjadikan tanaman tidak berkembang secara alami dan juga dapat menyebabkan gen dari spesies mengalami penurunan atau bahkan hilang.
Ø  Pencegahan yang dilakukan agar tidak terjadi erosi genetik adalah dengan mempertahankan habitat alami .


VIII.         DAFTAR PUSTAKA
Suryo . 1996 . Genetika . Jakarta : Gramedia.
Syamsuri,Istamar,dkk. 2004 . Biologi . Jakarta Erlangga.
Wels,James R. 1991. Dasar – Dasar Genetika . Jakarta : Erlangga.      

0 komentar:

Posting Komentar

 

PRAKTIKUM APLIKASI KOMPUTER Template by Ipietoon Cute Blog Design