13 Mei 2017
PERKECAMBAHAN
POLEN
I.TUJUAN
1.
Mengamati
perkecambahan serbuk sari pada berbagai macam konsentrasi larutan sukrosa
secara in vitro
II. DASAR TEORI
Serbuk
sari (pollen grain) adalah sebuah sel hidup yang berisi sel kelamin jantan pada
bunga (mempunyai protoplasma) yang terbungkus oleh dinding sel. Dinding serbuk
sari terdiri atas dua lapisan yaitu di bagian luar yang tebal dan keras disebut
lapisan eksin dan sebelah dalam tipis seperti selaput disebut intin. Pada permukaan eksin terdapat celah
atau pori yang disebut apertura yang dapat digunakan oleh serbuk sari untuk
jalan keluarnya buluh serbuk sari. Penyerbukan merupakan peristiwa pemindahan
atau jatuhnya pollen dari anther pada kepala putik (stigma) baik pada bunga
yang sama atau bunga lain yang masih dalam satu spesies. Jika pollen sesuai
(compatible), pollen akan berkecambah pada kepala putik dan membentuk sebuah
tabung pollen yang akan membawa gamet jantan pada gametofit betina.Suatu
senyawa protein tertentu pada awal pembentukan pollen yang disebut Lectin,
terdapat di dalan exine dan intine. Lectin berperan penting dalam mekanisme
mengenali antara putik-pollen. Namun bila pollen tidak sesui (incompatible),
perkecambahan pollen akan terhambat atau pertumbuhan tabung pollen akan tertahan
dalam jaringan pemindah.
Pollen akan segera
berkecambah setelah beberapa menit dilepas oleh anther, bila ketersediaan dari
air, garam anorganik tertentu, termasuk boron dan sumber energi seperti sukrose
cukup. Tabung pollen akan masuk ke dalam stigma melalui diantara sel-sel
jaringan pemindah di dalam stylus dan akhirnya mencapai ovul. Waktu yang
diperlukan pollen untuk mencapai ovul antara 12-24 jam. Waktu yang digunakan
untuk proses tersebut setiap spesies tidak sama, seperti pada Taraxacum diperlukan
15 menit sedangkan pada pohon Quercus memerlukan waktu 14 bulan.Pemanjangan
tabung pollen adalah tetap untuk setiap spesies. Ketika butir pollen siap
dipencarkan, pollen ini dalam keadaan dormansi dengan kadar air antara 10-15%
hampir mirip dengan biji. Pada Gramineae mempunyai umur pollen yang relatif
pendek, misalnya pollen Paspalpum akan kehilangan viabilitasnya setelah 30
menit. Kebanyakan pada tanaman berbunga pollen akan mengalami penurunan secara
drastis setelah 12 jam mengalami dehiscence. Namun viabilitas pollen dapat
diperpanjang dalam keadaan artifisial yaitu bila disimpan pada temperatur dan
kelembaban yang rendah.
Serbuk sari yang baik
diperoleh dari kuncup bunga yang telah dewasa (hampir mekar). Pada saat itu
ruang sari belum pecah dan berisi penuh dengan serbuk sari dengan daya tumbuh
yang tinggi.Serbuk sari makin lama berada di alam bebas makin berkurang daya
pertumbuhannya sampai suatu saat tidak dapat tumbuh sama sekali. Kemampuan ini
disebut dengan viabilitas serbuk sari. Viabilitas serbuk sari dapat diketahui
dengan menumbuhkannya secara in vitro dengan menggunakan medium buatan. Medium
yang digunakan ada 2 macam, yaitu medium A yang terdiri atas 0,5% sukrosa, 20%
agar dan 0,001% H3BO3 atau medium B yang terdiri atas 30 g/l sukrosa, 300 mg/l
Ca(NO3)2.4H2O, 200 mg/l MgSO4.7H2O, 10 mg/l KNO3 dan 100 g/l H3BO3. Namun
medium yang paling banyak digunakan adalah medium A karena mudah dalam
pembuatan dan biaya yang dikeluarkan tidak begitu banyak. Penambahan pada
medium dapat mempercepat perkecambahan dan pertumbuhan buluh serbuk sari.
Pembuatan media tumbuh serbuk sari ini pada prinsipnya disamakan dengan
lingkungan dimana serbuk sari itu tersimpan pada kantong yang ada pada bunga
(lingkungan disamakan dengan lingkungan aslinya).
Penyimpanan pollen
diperlukan jika tanaman yang akan disilangkan memiliki waktu masak yang
berbeda, sehingga pollen perlu disimpan dalam jangka waktu tertentu untuk
memastikan kesegarannya sebelum digunakan untuk menyerbuki kepala putik.
Penyimpanan pollen juga diperlukan jika tanaman yang akan disilangkan memiliki
lokasi berjauhan. Mengkoleksi butiran pollen pada kondisi viable merupakan
persyaratan utama untuk menjamin kesegaran polen dalam jangka waktu yang cukup
panjang. Polen yang dikoleksi pada masa awal berbunga, pertengahan masa
berbunga atau akhir masa berbunga, akan memiliki variasi lamanya polen dapat
disimpan. Polen yang dikoleksi pada pagi, siang atau sore juga berespon berbeda
terhadap lama penyimpanan. Umumnya, polen yang diambil segera setelah bunga
mekar akan memiliki daya simpan terbaik . Penyimpanan serbuk sari adalah teknik
penting untuk program pelestarian plasma nutfah dan pemuliaan. Selama periode
penyimpanan, factor-faktor seperti suhu dan kelembaban berpengaruh pada panjang
umur serbuk sari
III. ALAT DAN BAHAN
Ø
Alat
-
Mikroskop
cahaya
-
Gelas
benda dan penutupnya
-
Tusuk
gigi
-
Oven
-
Pipet
tetes
-
Kertas
hvs
-
Alat
tulis
Ø
Bahan
-
Serbuk
sari dari bunga pukul 8
-
Air
-
Larutan
sukrosa ( 0 % , 10% , 20% , 30% )
IV. CARA KERJA
1.
Menyiapkan
alat dan bahan.
2.
Meneteskan
larutan sukrosa ke meja benda.
3.
Mengambil
serbuk sari dari kepala sari dengan menggunakan tusuk gigi.
4.
Meletakkan
serbuk sari ke meja benda yang telah berisi larutan sukrosa.
5.
Menginkubasi
serbuk sari pada oven bersuhu 20 derajat celcius.
6.
Mengamati
serbuk sari dibawah mikroskop setiap interval waktu 5 menit selama 30 menit
sampai serbuk sari berkecambah.
7.
Mencatat
jumlah serbuk sari yang berkecambah setiap kali pengamatan.
8.
Memfoto
atau menggambar serbuk sari.
V. HASIL PENGAMATAN
§
Terlampir
VI. PEMBAHASAN
Pada
kali ini praktikum yang dilakukan yaitu percobaan perkecambahan polen , dimana
kami menggunakan metode in vitro. Metode
atau cara tersebut pada perkecambahan menggunakan bantuan medium yang mana
hasilnya terbentuk dengan maksimal. Medium yang digunakan harus dalam keadaan
yang hampir sama dengan kepala putik supaya perkecambahan hasilnya baik. Kepala
putik terdapat lendir yang mengandung gula dan zat lain yang menunjang untuk
proses perkecambahan polrn. Lendir yang mengandung gula dan zat lain akan diserap
oleh polen apabila jatuh di kepala putik lalu polen akan mengembang dengan
sendirinya karena menyerap lendir dan akan berkecambah. Pada umumnya
perkecambahan polen akan berkecambah dengan baik pada suhu 15oc
sampai dengan 30oc,apabila melebihi maka tidak dapat berkecambah hal
ini dikarenakan polen akan kering pada suhu yang panas.
Praktikum
ini menggunakan larutan sukrosa dengan 4 konsentrasi yaitu 0%,10%,20%,dan 30%
serta serbuk sari atu polen yang digunakan yaitu bunga pukul delapan. Polen
diambil dengan menggunakan tusuk gigi kemudian diletakkan pada gelas objek dan
ditetesi larutan sukrosa pada masing – masing gelas objek dengan konsentrasi
0%,10%,20%,30%. Didiamkan pada suhu ruangan selama 30 menit.setelah 30 menit
diamati dengan menggunakan mikroskop. Hasil yang diperoleh dari percoban dari
setiap konsentrasi yaitu 0% polen yang berkecambah berjumlah 6 dan pada
konsentrasi 0%,10%,20%,dan 30% polen tidak ada yang berkecambah. Polen yang
berhasil berkecambah akan ditandai dengan adanya ekor memanjang pada dinding
polen bagian dalam yang disebut dengan intin. Hasil percobaan yang didapatkan
oleh kami tidak sesuai dengan teori dimana semakin tinggi konsentrasi larutan
maka perkecambahan semakin banyak namun hasil yang kami peroleh berbanding
terbalik. Kegagalan praktikum kami mungkin disebabkan karena bunga yang berumur
masih muda atau berumur sudah tua sedang untuk polen bunga yang baik untuk
dapat berkecambah yaitu yang masih muda ditandai dengan pertama kali mekarnya
bunga.
VII. KESIMPULAN
1.
Serbuk
sari (pollen grain) adalah sebuah sel hidup yang berisi sel kelamin jantan pada
bunga (mempunyai protoplasma) yang terbungkus oleh dinding sel.
2.
Penyerbukan
merupakan peristiwa pemindahan atau jatuhnya pollen dari anther pada kepala
putik (stigma) baik pada bunga yang sama atau bunga lain yang masih dalam satu
spesies.
3.
Serbuk
sari yang baik diperoleh dari kuncup bunga yang telah dewasa (hampir mekar).
Pada saat itu ruang sari belum pecah dan berisi penuh dengan serbuk sari dengan
daya tumbuh yang tinggi.
4.
Metode
atau cara in vitro pada perkecambahan menggunakan bantuan medium yang mana
hasilnya terbentuk dengan maksimal. Medium yang digunakan harus dalam keadaan
yang hampir sama dengan kepala putik supaya perkecambahan hasilnya baik.
5.
Praktikum
ini menggunakan larutan sukrosa dengan 4 konsentrasi yaitu 0%,10%,20%,dan 30%
serta serbuk sari atu polen yang digunakan yaitu bunga pukul delapan.
6.
Hasil
yang diperoleh dari percoban dari setiap konsentrasi yaitu 0% polen yang
berkecambah berjumlah 6 dan pada konsentrasi 0%,10%,20%,dan 30% polen tidak ada
yang berkecambah.
7.
Polen
yang berhasil berkecambah akan ditandai dengan adanya ekor memanjang pada
dinding polen bagian dalam yang disebut dengan intin.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Darjanto, dan Satifah,S. 1982. Biologi bunga dan teknik penyerbukan silang
buatan. Jakarta : Gramedia.
Sumardi . 1999 . Genetika Tanaman . Jakarta : Grafindo
Prasada.
Shivanna,K,R. 1992. Pollen Biology. Berlin : A laboratory
manual.
0 komentar:
Posting Komentar