Selasa, 13 Juni 2017

LAPORAN PERKECAMBAHAN POLEN



13 Mei 2017
PERKECAMBAHAN POLEN
I.TUJUAN
1.       Mengamati perkecambahan serbuk sari pada berbagai macam konsentrasi larutan sukrosa secara in vitro

II. DASAR TEORI                                                             
Serbuk sari (pollen grain) adalah sebuah sel hidup yang berisi sel kelamin jantan pada bunga (mempunyai protoplasma) yang terbungkus oleh dinding sel. Dinding serbuk sari terdiri atas dua lapisan yaitu di bagian luar yang tebal dan keras disebut lapisan eksin dan sebelah dalam tipis seperti selaput disebut  intin. Pada permukaan eksin terdapat celah atau pori yang disebut apertura yang dapat digunakan oleh serbuk sari untuk jalan keluarnya buluh serbuk sari. Penyerbukan merupakan peristiwa pemindahan atau jatuhnya pollen dari anther pada kepala putik (stigma) baik pada bunga yang sama atau bunga lain yang masih dalam satu spesies. Jika pollen sesuai (compatible), pollen akan berkecambah pada kepala putik dan membentuk sebuah tabung pollen yang akan membawa gamet jantan pada gametofit betina.Suatu senyawa protein tertentu pada awal pembentukan pollen yang disebut Lectin, terdapat di dalan exine dan intine. Lectin berperan penting dalam mekanisme mengenali antara putik-pollen. Namun bila pollen tidak sesui (incompatible), perkecambahan pollen akan terhambat atau pertumbuhan tabung pollen akan tertahan dalam jaringan pemindah.
Pollen akan segera berkecambah setelah beberapa menit dilepas oleh anther, bila ketersediaan dari air, garam anorganik tertentu, termasuk boron dan sumber energi seperti sukrose cukup. Tabung pollen akan masuk ke dalam stigma melalui diantara sel-sel jaringan pemindah di dalam stylus dan akhirnya mencapai ovul. Waktu yang diperlukan pollen untuk mencapai ovul antara 12-24 jam. Waktu yang digunakan untuk proses tersebut setiap spesies tidak sama, seperti pada Taraxacum diperlukan 15 menit sedangkan pada pohon Quercus memerlukan waktu 14 bulan.Pemanjangan tabung pollen adalah tetap untuk setiap spesies. Ketika butir pollen siap dipencarkan, pollen ini dalam keadaan dormansi dengan kadar air antara 10-15% hampir mirip dengan biji. Pada Gramineae mempunyai umur pollen yang relatif pendek, misalnya pollen Paspalpum akan kehilangan viabilitasnya setelah 30 menit. Kebanyakan pada tanaman berbunga pollen akan mengalami penurunan secara drastis setelah 12 jam mengalami dehiscence. Namun viabilitas pollen dapat diperpanjang dalam keadaan artifisial yaitu bila disimpan pada temperatur dan kelembaban yang rendah.
Serbuk sari yang baik diperoleh dari kuncup bunga yang telah dewasa (hampir mekar). Pada saat itu ruang sari belum pecah dan berisi penuh dengan serbuk sari dengan daya tumbuh yang tinggi.Serbuk sari makin lama berada di alam bebas makin berkurang daya pertumbuhannya sampai suatu saat tidak dapat tumbuh sama sekali. Kemampuan ini disebut dengan viabilitas serbuk sari. Viabilitas serbuk sari dapat diketahui dengan menumbuhkannya secara in vitro dengan menggunakan medium buatan. Medium yang digunakan ada 2 macam, yaitu medium A yang terdiri atas 0,5% sukrosa, 20% agar dan 0,001% H3BO3 atau medium B yang terdiri atas 30 g/l sukrosa, 300 mg/l Ca(NO3)2.4H2O, 200 mg/l MgSO4.7H2O, 10 mg/l KNO3 dan 100 g/l H3BO3. Namun medium yang paling banyak digunakan adalah medium A karena mudah dalam pembuatan dan biaya yang dikeluarkan tidak begitu banyak. Penambahan pada medium dapat mempercepat perkecambahan dan pertumbuhan buluh serbuk sari. Pembuatan media tumbuh serbuk sari ini pada prinsipnya disamakan dengan lingkungan dimana serbuk sari itu tersimpan pada kantong yang ada pada bunga (lingkungan disamakan dengan lingkungan aslinya).
Penyimpanan pollen diperlukan jika tanaman yang akan disilangkan memiliki waktu masak yang berbeda, sehingga pollen perlu disimpan dalam jangka waktu tertentu untuk memastikan kesegarannya sebelum digunakan untuk menyerbuki kepala putik. Penyimpanan pollen juga diperlukan jika tanaman yang akan disilangkan memiliki lokasi berjauhan. Mengkoleksi butiran pollen pada kondisi viable merupakan persyaratan utama untuk menjamin kesegaran polen dalam jangka waktu yang cukup panjang. Polen yang dikoleksi pada masa awal berbunga, pertengahan masa berbunga atau akhir masa berbunga, akan memiliki variasi lamanya polen dapat disimpan. Polen yang dikoleksi pada pagi, siang atau sore juga berespon berbeda terhadap lama penyimpanan. Umumnya, polen yang diambil segera setelah bunga mekar akan memiliki daya simpan terbaik . Penyimpanan serbuk sari adalah teknik penting untuk program pelestarian plasma nutfah dan pemuliaan. Selama periode penyimpanan, factor-faktor seperti suhu dan kelembaban berpengaruh pada panjang umur serbuk sari

III. ALAT DAN BAHAN
Ø  Alat
-          Mikroskop cahaya
-          Gelas benda dan penutupnya
-          Tusuk gigi
-          Oven
-          Pipet tetes
-          Kertas hvs
-          Alat tulis
Ø  Bahan
-          Serbuk sari dari bunga pukul 8
-          Air
-          Larutan sukrosa ( 0 % , 10% , 20% , 30% )

IV. CARA KERJA
1.       Menyiapkan alat dan bahan.
2.       Meneteskan larutan sukrosa ke meja benda.
3.       Mengambil serbuk sari dari kepala sari dengan menggunakan tusuk gigi.
4.       Meletakkan serbuk sari ke meja benda yang telah berisi larutan sukrosa.
5.       Menginkubasi serbuk sari pada oven bersuhu 20 derajat celcius.
6.       Mengamati serbuk sari dibawah mikroskop setiap interval waktu 5 menit selama 30 menit sampai serbuk sari berkecambah.
7.       Mencatat jumlah serbuk sari yang berkecambah setiap kali pengamatan.
8.       Memfoto atau menggambar serbuk sari.

V. HASIL PENGAMATAN
§  Terlampir
VI. PEMBAHASAN
            Pada kali ini praktikum yang dilakukan yaitu percobaan perkecambahan polen , dimana kami menggunakan metode in  vitro. Metode atau cara tersebut pada perkecambahan menggunakan bantuan medium yang mana hasilnya terbentuk dengan maksimal. Medium yang digunakan harus dalam keadaan yang hampir sama dengan kepala putik supaya perkecambahan hasilnya baik. Kepala putik terdapat lendir yang mengandung gula dan zat lain yang menunjang untuk proses perkecambahan polrn. Lendir yang mengandung gula dan zat lain akan diserap oleh polen apabila jatuh di kepala putik lalu polen akan mengembang dengan sendirinya karena menyerap lendir dan akan berkecambah. Pada umumnya perkecambahan polen akan berkecambah dengan baik pada suhu 15oc sampai dengan 30oc,apabila melebihi maka tidak dapat berkecambah hal ini dikarenakan polen akan kering pada suhu yang panas.
            Praktikum ini menggunakan larutan sukrosa dengan 4 konsentrasi yaitu 0%,10%,20%,dan 30% serta serbuk sari atu polen yang digunakan yaitu bunga pukul delapan. Polen diambil dengan menggunakan tusuk gigi kemudian diletakkan pada gelas objek dan ditetesi larutan sukrosa pada masing – masing gelas objek dengan konsentrasi 0%,10%,20%,30%. Didiamkan pada suhu ruangan selama 30 menit.setelah 30 menit diamati dengan menggunakan mikroskop. Hasil yang diperoleh dari percoban dari setiap konsentrasi yaitu 0% polen yang berkecambah berjumlah 6 dan pada konsentrasi 0%,10%,20%,dan 30% polen tidak ada yang berkecambah. Polen yang berhasil berkecambah akan ditandai dengan adanya ekor memanjang pada dinding polen bagian dalam yang disebut dengan intin. Hasil percobaan yang didapatkan oleh kami tidak sesuai dengan teori dimana semakin tinggi konsentrasi larutan maka perkecambahan semakin banyak namun hasil yang kami peroleh berbanding terbalik. Kegagalan praktikum kami mungkin disebabkan karena bunga yang berumur masih muda atau berumur sudah tua sedang untuk polen bunga yang baik untuk dapat berkecambah yaitu yang masih muda ditandai dengan pertama kali mekarnya bunga.

VII. KESIMPULAN
1.       Serbuk sari (pollen grain) adalah sebuah sel hidup yang berisi sel kelamin jantan pada bunga (mempunyai protoplasma) yang terbungkus oleh dinding sel.
2.       Penyerbukan merupakan peristiwa pemindahan atau jatuhnya pollen dari anther pada kepala putik (stigma) baik pada bunga yang sama atau bunga lain yang masih dalam satu spesies.
3.       Serbuk sari yang baik diperoleh dari kuncup bunga yang telah dewasa (hampir mekar). Pada saat itu ruang sari belum pecah dan berisi penuh dengan serbuk sari dengan daya tumbuh yang tinggi.
4.       Metode atau cara in vitro pada perkecambahan menggunakan bantuan medium yang mana hasilnya terbentuk dengan maksimal. Medium yang digunakan harus dalam keadaan yang hampir sama dengan kepala putik supaya perkecambahan hasilnya baik.
5.       Praktikum ini menggunakan larutan sukrosa dengan 4 konsentrasi yaitu 0%,10%,20%,dan 30% serta serbuk sari atu polen yang digunakan yaitu bunga pukul delapan.
6.       Hasil yang diperoleh dari percoban dari setiap konsentrasi yaitu 0% polen yang berkecambah berjumlah 6 dan pada konsentrasi 0%,10%,20%,dan 30% polen tidak ada yang berkecambah.
7.       Polen yang berhasil berkecambah akan ditandai dengan adanya ekor memanjang pada dinding polen bagian dalam yang disebut dengan intin.



VIII. DAFTAR PUSTAKA
Darjanto, dan Satifah,S. 1982. Biologi bunga dan teknik penyerbukan silang buatan. Jakarta : Gramedia.
Sumardi . 1999 . Genetika Tanaman . Jakarta : Grafindo Prasada.
Shivanna,K,R. 1992. Pollen Biology. Berlin : A laboratory manual.

0 komentar:

Posting Komentar

 

PRAKTIKUM APLIKASI KOMPUTER Template by Ipietoon Cute Blog Design